Bahasa terbaik untuk anak

Berbahasa itu penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia bisa menyampaikan pendapat atau berkomunikasi dengan orang lain bahkan untuk mencari hiburan dengan bahasa. Seorang manusia juga memperoleh bahasa dengan sendirinya saat dia masih kecil berupa bahasa ibu, dan setelah dewasa dia bisa mempelajari bahasa lainnya. Sehingga, sebagai orang yang lahir dan tinggal di pulau Jawa, bahasa ibu saya adalah bahasa Jawa, kemudian ketika sekolah saya memperoleh bahasa Indonesia, dan di PT saya belajar tentang bahasa Inggris. Ketika kecil, saya berbicara dengan orang tua dan orang di sekitar saya dengan bahasa Jawa disertai dengan segala unggah-ungguh dan gramatikanya. Di sekolah, saya pun belajar bahasa Indonesia resmi dan juga grammar bahasa Inggris.
Namun hal tersebut sepertinya sudah mulai berubah. Saat ini, banyak orang tua mengajarkan anaknya bahasa Indonesia terlebih dahulu. Bahkan, di rumah pun anak-anak diajak berbicara dengan bahasa Indonesia oleh orang tuanya. Akibatnya, anak-anak tersebut kurang tahu atau malah tidak tahu bahasa Ibu mereka, dalam hal ini bahasa Jawa. Mungkin, menggunakan bahasa Indonesia pada anak akan lebih tepat jika si keluarga tersebut tinggal di daerah dengan warga yang plural dari berbagai suku. Namun, menurut hemat saya, bagi keluarga yang tinggal di daerah asalnya, di lingkungan Jawa dan di Jawa, maka menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari kuranglah tepat. Memang bahasa Indonesia memang bahasa resmi dan bahasa Nasional Indonesia, namun bahasa daerah juga perlu dijaga. Sebagai akibat dari penggunaan bahasa Indonesia tersebut, anak-anak kurang mengenal bahasa daerah/Jawa dan ketika mereka berhadapan dengan orang yang lebih tua, terutama kakek atau nenek mereka yang tidak pandai berbahasa Indonesia komunikasi pun menjadi kendala. Bahkan lebih jauh lagi, keberadaan bahasa daerah pun menjadi terancam.
Keprihatinan tersebut sering muncul dan tambah lagi, ketika di SD anak-anak tersebut diajari bahasa daerah dan nilai mereka tidak bagus. Bahkan anak-anak tersebut tidak dapat memahami dan mengetahui makna kata-kata dalam bahasa daerah yang sebenarnya umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misal saja, orang tua selalu mengajak anaknya berbicara dalam bahasa Indonesia. Ketika si anak berada di pergaulannya, dia diajak bicara dalam bahasa daerah, maka dia tidak tahu makna suatu kata (padahal si anak lahir dan besar di daerah tersebut)
Lebih prihatin lagi, ketika di sekolah yang paling awal bagi anak di PAUD ( KB atau TK) anak-anak malah diajari bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di sekolah PAUD atau TK. Saya menjadi sangat prihatin karena
1. Anak-anak akhirnya harus belajar 3 bahasa sekaligus, bahasa ibu, bahasa Indonesia, dan bahasa Jawa.
2. Anak memang akhirnya menguasai 3 bahasa, namun bahasa yang dikuasai kurang begitu baik.
3. Dalam bahasa Inggris, pengucapan anak yang salah menjadikan si anak akan terus menggunakan pengucapan yang salah sampai dia dewasa
4. Penggunaan bahasa anak (terutama grammatika dan sikap bahasa) menjadi kurang tepat atau kacau karena anak juga akhirnya bingung seperti apa sikap bahasa yang seharusnya dia gunakan.
Akhirnya, walaupun saya seorang praktisi bahasa Inggris, saya berusaha menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar pada anak saya yang masih berusia 3 tahun dan (memang sesekali dengan bahasa Indonesia karena di sekolah sudah memakai bahasa Indonesia) namun saya membatasi diri untuk tidak mengajarkan bahasa Inggris sampai saya yakin anak saya siap. Saya melakukan hal tersebut karena saya takut 
1. anak saya tidak bisa berbahasa Jawa 
2. bahasa Jawa bisa saja punah di masa datang
3. biarlah anak memperoleh bahasa dengan sendirinya (Jawa dan Indonesia).
Sehingga, saya memang kurang setuju jika anak saya diajari bahasa Inggris oleh guru di KBnya (Kelompok Bermain).
lalu, bagaimana dengan seorang anak yang oleh orangtuanya atau gurunya selalu diajak bicara dengan bahasa lain  yang bukan bahasa ibu si anak? yang menjadi pertanyaan besar, bagamana dengan bahasa ibu/bahasa daerah di kemudian hari?

Bagaimana dengan pendapat Anda?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Buku dalam Seminggu

Kakek